Sangat
disayangkan bahwa salah satu dari tanda-tanda akhir zaman yang telah
banyak di jelaskan dalam hadis-hadis adalah perihal keadaan menyedihkan
wanita-wanita berhijab buruk pada zaman itu. Wanita-wanita dalam zaman
itu, hadir di tengah-tengah masyarakat dalam suatu bentuk yang buruk,
memolekkan dan mempercantik dirinya bukan untuk suaminya, dan memakai
pakaian-pakaian yang setengah telanjang dan menampakkan tubuhnya.
Rasulullah SAW berkata: Halaaku
nisaai ummatii filahmaraini adzdszahabu watstsayaaburriqaaqi. Terdapat
dua penyebab yang menghancurkan umat saya, yang pertama adalah emas
(perhiasan-perhiasan) dan yang ke dua adalah pakaian-pakaian tipis dan
menampakkan tubuh. (Arsyaadu al-Quluub, Jilid 1). Berdasarkan
inilah membuat wanita-wanita berhijab buruk dan bahkan lebih buruk lagi
dari mereka yang tidak berhijab, hal ini mengisyaratkan tentang
kebenaran-kebenaran dari kerusakan dan kebinasaan yang merupakan
tanda-tanda akhir zaman dan juga kita lihat bahwa ketidakmaluan para
wanita yang mempermainkan seorang lelaki, hal inilah yang menjadi sumber
kekhawatiran Rasul Akram SAW dan sangat disayangkan bahwa sebagian dari
wanita-wanita muslim yang terjun dan aktif ke dalam masyarakat, mereka
selangkah lebih maju dari wanita-wanita barat dengan wajah yang dihias
kental dan tebal serta berpakaian ringan dan sembrono, padahal mereka
ini lebih merusak dan membinasakan dari pada wanita-wanita barat yang
non hijab, dan hal ini adalah masalah yang sangat besar. Seorang wanita
yang menyatakan dirinya muslim seharusnya dia tidak menodai dan
menyakiti hati Rasulullah SAW dan jantung Imam ‘Ashr. Apakah memang
tidak boleh seorang wanita muslim meneladani dan menokohkan Sayyidah
Zahra dan Sayyidah Zaenab? Apakah dahulu beliau-beliau ini hijab dan
pakainnya adalah demikian? Sayyidah Zaenab kubra dalam majelis Yazid di
samping beliau menyatakan protesnya terhadap Yazid, beliau juga
mengisyaratkan masalah hijab dan beliau berkata pada Yazid: Bagaimana
prinsip kamu terhadap tirai kesucian sehingga kamu dapat terjaga dan
terpelihara dari para non muhrim dan bagaimana pula prinsip kamu
mengarak para keluarga Rasulullah SAW dari kota ke kota sehingga setiap
non muhrim menengok ke arah wajah-wajah mereka?
Aminal’adli
yabnaththulaqaa’a takhdiruka haraairaka wa imaaaka wa sawquka banaati
rasulillahi saw sabaayaa qad hatakta sutuurahunna wa abdaita
wujuuhahunna, Wahai Yazid! Apakah ini berarti adil bahwa para wanita dan
para kanizmu kamu tunjukkan dibalik tirai sementara putri-putri
Rasulullah SAW kamu arak ke berbagai kota dan kamu jadikan mereka
tawanan dan tirai hijab mereka kamu koyak, melepaskan cadar-cadar mereka
dari wajahnya?!(Hayaatu al-Imam Husain, Khotbah Hadhrat Zaenab di Syam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar